JAKARTA, YOGYAKOMTEK
-Pertumbuhan ketertarikan publik di Indonesia pada perdagangan saham merupakan salah satu tren yang menggembirakan dalam sektor perbankan dan finansial.
Bagi para pemula, namun, bidang pasar modal dapat kelihatan kompleks dan menyulitkan. Apalagi, berbagai macam opsi saham yang ada serta tingkat resikonya kerap kali menjadikan pendatang baru bimbang dalam mengawali petualangan mereka di sana.
Pada artikel ini, kita akan mengupas tentang standar saham yang sesuai bagi investor pemula dan juga memberikan saran dalam pembelian saham guna mencegah kesalahan karena keliru.
Saham saham mana yang sesuai untuk investor pemula?
Bagi seseorang yang baru mulai, menentukan pilihan saham dengan benar menjadi tahap awal yang amat signifikan. Di bawah ini terdapat berbagai standar yang dapat digunakan sebagai panduan saat memilih saham.
1. Keandalan serta kesinambungan bisnis perusahaan
Saham yang sesuai bagi pemula umumnya berasal dari perusahaan dengan catatan performa yang terbukti handal dan tetap. Perusahaan seperti itu mempunyai penghasilan yang mudah diantisipasi serta struktur bisnis yang solid.
Saham milik perusahaan yang konsisten umumnya memiliki variasi harga yang lebih kecil, yang pada gilirannya menekankan tingkat kerugian untuk investor baru.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan dengan nilai pasaran besar semacam ini tergolong dalam kategori saham
blue chip
, seperti perusahaan besar dan terestabilisasi, biasanya dianggap sebagai opsi yang lebih stabil untuk investor pemula.
Sebagai contoh seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), ataupun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
2. Likuiditas yang tinggi
Saham yang memiliki likuiditas tinggi menandakan bahwa saham tersebut kerap ditransaksikan di pasaran, sehingga membuatnya lebih mudah bagi para pemula untuk membeli maupun menjual saham tersebut.
Ketersediaan likuiditas yang cukup umumnya ditandai oleh besarnya volume perdagangan, hal ini mengindikasikan adanya antusiasme pasar yang signifikan terhadap saham tertentu.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), likuiditas yang tinggi akan mempermudah proses transaksi serta menekan risiko kerugian karena kesulitan untuk melepas saham dengan harga target.
3. Dividen yang menarik
Saham ideal bagi investor pemula adalah saham yang membayar dividen dengan teratur. Dividen ini merujuk pada bagian laba yang diserahkan oleh perusahaan kepada para pemilik saham mereka.
Perusahaan yang secara teratur mengeluarkan dividen umumnya mencerminkan performa finansial yang baik.
Saham berdividen besar, misalnya saham-saham yang termasuk dalam Indeks IDX High Dividend 20, dapat menjadi opsi ideal bagi investor pemula yang menginginkan pendapatan pasif.
4. Kredibilitas serta kepercayaan dari kalangan investor
Pilih saham dari perusahaan dengan rekam jejak positif dan kredibilitas tinggi di mata publik. Kualitas sebuah perusahaan bisa dievaluasi melalui cara mereka menangani berbagai kesulitan finansial, sejauh mana rincian keuangannya tersedia untuk umum, serta bagaimana mereka menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan korporat secara efektif.
Ini krusial bagi perlindungan investasi jangka panjang.
5. Potensi pertumbuhan
Walau perusahaan berkapitalisasi pasaran besar kebanyakan lebih terjamin stabilitasnya, tak ada ruginya juga mengamati saham di perusahaan yang menjanjikan pertumbuhan bagus selama risikonya masih bisa ditolerir.
Saham di bidang teknologi, perawatan kesehatan, atau sektor energi terbarukan seperti ini mempunyai potensi pertumbuhan yang baik untuk investasi dalam jangka waktu lama.
Saran Membeli Saham Bagi Pemula
Setelah mengenali ciri-ciri saham yang ideal, tahap berikutnya ialah belajar membeli saham secara cerdas.
Berikut ini sejumlah saran yang dapat mendorong para pendatang baru untuk mengawali petualangan berinvestasi di pasar saham.
1. Dimulai dengan sedikit modal
Satu aturan penting bagi para pemula adalah jangan tergesa-gesa dalam menanamkan jumlah uang yang besar. Dimulai dengan sejumlah kecil dan perlahan tambahkan investasi tersebut saat Anda mulai merasa lebih percaya diri di pasaran saham.
OJK merekomendasikan supaya investor baru jangan mempertaruhkan jumlah uang yang terlalu banyak di sebuah saham atau bidang spesifik. Menyebar investasi dalam berbagai aset saham adalah hal yang cukup krusial guna mencegah potensi kerugian.
2. Mengerti resikonya dan jangan biarkan emosi menguasaimu
Pergerakan di pasar saham biasanya tidak menentu, dan nilai saham dapat mengalami kenaikan ataupun penurunan secara cepat. Hindari untuk mudah goyah karena variasi harga dalam waktu singkat tersebut.
Pemula harus menyadari bahwa saham merupakan bentuk investasi jangka panjang. Mereka diharapkan untuk menekankan pada sasaran mereka dalam berinvestasi untuk waktu yang lama serta menjauhi pilihan yang dipengaruhi oleh rasa cemas atau ketakutan akan kerugian.
3. Gunakan teknologi sebagai alat pembelajaran
Pada masa kini, teknologi menawarkan berbagai perangkat yang bisa mendukung investor baru dalam menganalisa saham. Manfaatkanlah aplikasi perdagangan saham yang ada untuk tetap up-to-date dengan dinamika pasar, melacak nilai saham, serta membacanya secara rinci di laporan keuangan dan analisis sektor pasaran.
4. Periksa catatan finansial dan performa bisnisnya
Sebelum Anda membeli saham, jadilah yakin dalam menganalisis laporan finansial dari entitas yang akan diakuisisi tersebut. Kehadiran laporan keuangan yang solid menjadi indikator kuat bahwa bisnis itu telah dipimpin secara efisien dan memiliki peluang besar untuk menciptakan laba.
BEI menyediakan akses bagi para investor agar dapat mengakses laporan tahunan, laporan kuartalan, serta informasi terkait lainnya di website resmi mereka.
5. Pilih reksa dana
Apabila Anda menghadapi kendala saat memilih saham sendiri, pertimbangkanlah untuk berinvestasi lewat reksa dana atau instrumen investasi bersama.
Reksadana saham merupakan instrumen investasi yang memungkinkan pengelolaan uang Anda oleh ahli dengan cara yang beragam dan tersebar di banyak jenis saham.
Hal ini memungkinkan pemula mengurangi risiko dengan mendapat layanan manajemen investasi dari ahli yang lebih berpengalaman.
6. Pilhlah broker yang sudah teregistrasi dan terpercaya
Agar bisa berinvestasi dalam saham, diperlukan perantara atau broker yang telah didaftarkan ke OJK.
Pastikan anda memilih pialang yang terpercaya, dengan struktur fee perdagangan yang jelas, serta menyediakan pelatihan dan sarana pendukung lainnya agar kamu dapat menguasai seluk-beluk pasar saham.
Melakukan investasi di bursa saham tentu dapat membuka kesempatan untuk mendapatkan laba yang menggiurkan, tetapi turut serta menyimpan tingkat resiko.
Untuk para pemula, sangat disarankan agar mereka memilih saham yang konsisten, cairan tingginya baik, serta membayar dividen. Tambahan pula, pendatang baru sebaiknya merintis perjalanan ini dengan jumlah uang sedikit, menyadari potensi bahayanya, dan menjauhi pengambilan keputusan berdasarkan rasa takut atau nafsu.
Dengan memanfaatkan teknologi serta data yang ada, Anda dapat mengembangkan wawasan dan merumuskan pilihan investasi dengan lebih tepat.
Perlu diingat bahwa berinvestasi di pasar saham bukan merupakan jalan pintas untuk menjadi kaya, tetapi lebih kepada suatu proses panjang yang mengharuskan Anda memiliki ketekunan serta wawasan yang luas.
Leave a Reply