Peluang Sahrul Mencari Rezeki menjelang Lebaran: Dari Ojol hingga Bisnis Ketupat

Sahrul (28), biasanya bekerja sebagai pengemudi ojol, saat mendekati hari Lebaran berubah haluan menjadi pedagang daun ketupat.

Sambil bersama sang bapak, Sahrul terlihat mahir mengikatkan 10 lembar daun ketupat ke dalam sebuah ikat, kemudian ia serahkan kepada pelanggan tersebut. Harga dari sekali ikat adalah sebesar Rp 10 ribu.

Di tepian jalan di seputaran Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, pada hari Sabtu (29/3) pagi, mereka menawarkan ribuan helai daun untuk ketupat. Ini adalah hari kedua dari tiga hari yang telah ditetapkan bagi mereka untuk berjualan menjelang Lebaran.

Sahrul menjual satuan anyaman dari daun kelapa muda tersebut dengan harga Rp 15 ribu. Namun, jika penawarannya datang dari ibu-ibu, harga dapat berkurang menjadi lebih terjangkau.

Dia mempersiapkan seluruh ketupat tersebut dengan pengetahuan yang diberikan oleh bapaknya.

Keduanya memutuskan untuk menjual ketupat alas dua faktor: tidak kembali ke kampung halaman yaitu sebagai orang Betawi sejati dan mengenali kesempatan usaha pada detik-detik terakhir bulan Ramadhan.

“Dengan modal sebesar Rp 500 ribu, bisa menghasilkan hingga 2.500 ketupat. Keuntungan memang tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk membeli pakaian lebaran,” ungkap Sahrul.

Mereka berdua berencana untuk melakukan perdagangan hingga hari terakhir bulan puasa.


Ketupat dan Daging Sapi Dipotong

Tidak hanya pedagang ketupat, para pengecer daging yang mendirikan lapak secara segera pun mengisi daerah pasar tersebut. Seorang di antaranya adalah milik Haji Suwandi (60).

Ia ahli dalam memotong kepalan sapi yang diposisikan di atas plastik disamping meja pembantaian.

Wajahnya menyimbulkan senyuman lebar ketika dimintai keterangan tentang hasil penjualannya hari itu.

“Laris lebih banyak lagi. Sudah pasti sold out karena kemarin saja 1 (satu) ekor sapi langsung ludes,” ujarnya kepadanya.

YOGYAKOMTEK

.

Biasanya ia berjualan di Pasar Minggu. Tetapi pada kesempatan Idul Lebaran kali ini, ia memutuskan untuk berjualan di sekitar rumah supaya lebih dekat dengan kerabatnya.

Hari ini adalah yang ketiga bagi Suwandi menjual daging sapi segar di tempat tersebut. Ia menata daging serta organ dalam sapi dari hasil pemotonganannya dengan rapi di atas meja.

Rusuk dipanjat dan tulang-tulang ditempatkan dibawahnya.

Seorang individu tampak pergi dari lokasi Suwandi membawa tungku. Mona (40), seorang istri rumah tangga, mengambil satu kilo daging untuk dimasak menjadi rendang bagi keluarganya di rumah.

Mona menyatakan bahwa dia telat dalam mencari daging untuk disiapkan pada hari Lebaran. Akan tetapi, dia merasa bersyukur karena masih tersedia stok daging di pasar lokal.

“Karena nggak punya waktu buat belanja di mall. Semua barang sudah sold out di situ. Harganya pasti akan naik lagi besok,” ujarnya.


Posted

in

, ,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *